Tulisan singkat ini
merupakan riwayat dan ilustrasi korespondensi saintifik antara Sir Arthur
Eddington, yang adalah ilmuwan dari Cambridge, dengan Albert Einstein, yang
kelak masyhur karena Teori Relativitas-nya. Ilustrasi ini, salah-satunya,
hendak menyiratkan bahwa kerja saintifik, sesungguhnya, tidak murni kerja
individual, akan tetapi “dimungkinkan” oleh tradisi dan kontribusi orang lain
juga, yang lazim dikenal sebagai “komunitas ilmuwan”.
Korespondensi dan hubungan
Sir Arthur Eddington dan Albert Einstein tersebut kebetulan juga telah
di-film-kan, dengan judul Einstein and Eddington, di mana dalam film tersebut “kebenaran”
Teori Relativitas Einstein dibuktikan secara observatoris alias secara empiris
oleh Eddington. Pertanyaannya adalah: “Lalu apa hubungannya dengan Hukum Newton
dan Planet Merkurius?”. Dan memang inilah yang hendak di-ilustrasikan tulisan
singkat ini, dan marilah kita mulai saja.
Di kalangan ilmuwan
(khususnya) di kalangan para fisikawan, telah jamak diketahui bahwa salah satu
permasalahan klasik dari Hukum Gravitasi Newton adalah ketidaksesuaian
prediksinya terhadap presisi Orbit Merkurius. Dan hal ini bermula ketika seorang
astronom Prancis, Le Verriere, di tahun 1846 mencoba melakukan kalkulasi dan
observasi mengenai presisi orbit planet berdasarkan hukum Newton.
Singkat cerita, sang
astronom Prancis tersebut mendapati bahwa orbit dari sebuah planet yang
mengelilingi Matahari memang tunduk pada Hukum Gravitasi Newton, hanya saja
(dan inilah inti soalnya), saat ia melakukan pengamatan pada Planet Merkurius, ada
sesuatu hal yang berbeda dan janggal alias tidak sesuai dengan Hukum Newton, di
mana berdasarkan pengamatan yang didasarkan kalkulasi dari Teori Newton, ia
menemukan fakta janggal, yaitu sisa 38 detik busur yang tak dapat ia jelaskan
dengan dasar Teori atau Hukum Newton.
Dan kemudian, di tahun 1890,
yang berarti cukup lama juga sejak observasi yang dilakukan Le Verriere, seorang
obseravtor lain, yaitu Newcomb, melakukan pengamatan secara seksama terhadap apa
yang dilakukan oleh Le Verriere bertahun-tahun sebelumnya itu. Dan ia mendapati
bahwa presisi tersebut harusnya 43 derajat detik busur. Nah, berdasarkan temuan
ini, timbullah pertanyaan saintifik yang cukup mengusik “benak seorang ilmuwan
yang tengah melakukan observasi”: “Efek apakah yang menyebabkan munculnya angka ini? Padahal
efek gangguan gravitasi yang dihitung oleh teori gangguan Newtonian dari
gerakan planet lain, seperti Venus, Bumi dan Jupiter telah
diperhitungkan?
Dan memang tidak banyak
orang yang memperhatikan keganjilan saintifik yang mengusik ini, hingga lebih dianggap
sebagai “kebenaran” dengan adanya prinsip aproksimasi dan kompleksitas. Tapi justru
fakta saintifik-observatoris inilah yang disadari oleh Eddington dan
mengusik benaknya sebagai seorang ilmuwan dan pakar. Begitulah Sir Arthur
Eddington pun menulis sepucuk surat kepada Albert Einstein demi meminta
penjelasan terkait prediksi Teori Relativitasnya bagi Orbit Merkurius.
Pertanyaannya adalah
kenapa harus menulis surat kepada Einstein? Jawabnya tak lain karena kalangan
ilmuwan dan fisikawan tahu bahwa Einstein pernah menulis sebuah makalah yang
membahas mengenai “Orbital Merkurius” yang cenderung berbeda dengan
planet-planet lainnya di tata-surya.
Dan hasilnya cukup
mengejutkan, di mana Teori Relativitas Eintein berhasil memberikan prediksi
yang sempurna bagi presisi Orbit Merkurius, hingga memberikan “rasa lega” bagi
Sir Arthur Eddington, yang mana presisi sebesar 43 detik busur per abad yang
tak terpecahkan itu ternyata murni berasal dari akibat digunakannya Relativitas
Umum. Sir Arthur Eddington segera menyadari bahwa Albert Einstein yang telah ia
kirimi surat dan diajak berkorespondensi itu telah mendekatkan teorinya pada
masalah gravitasi.
Kita pun tak boleh
mengabaikan atau melewatkan "The Collected Papers of Albert
Einstein", di mana dalam paper itu hasil perhitungan yang ia berikan
kepada Sir Arthur Eddington, ia sampaikan juga dalam kuliahnya di Prussian
Academy of Sciences (di mana Max Planck bekerja), Berlin pada 18 Nopember 1918.
Kuliah yang ia
presentasikan itu berjudul: "Erkl¨arung der Perihelbewegung des Merkur aus
der allgemeinen Realtivit¨atstheorie" [yang dalam bahasa Ingrisnya: Explanation
of the Perihelion Motion of Mercury from General Relativity Theory]. Dalam
penjelasan yang ia sampaikan dalam kuliah tersebut, ia mengawalinya dari medan
gravitasi dan dengan sejumlah aproksimasi, yang, sungguh sebuah perumusan yang
amat kompleks, terutama bagi kita sebagai bukan ilmuwan.
Demikianlah nilai
penting “komunitas” dan “tradisi” dalam ranah sains dan intelektual, di mana
kerja-kerja saintifik dan “individual” sesungguhnya tidak pernah murni individual.
Sebab kerja saintifik dan intelektual mengandaikan adanya dan hadirnya
interaksi dan “intersubjektivitas” antara satu ilmuwan (intelektual) dengan
intelektual lainnya, meski “autentisitas” memang tergantung pada kegigihan dan “kecerdasan”
individual, yang dalam kasus ini contohnya, adalah “kecerdasan” Einstein.
Hak cipta © pada Sulaiman Djaya (2015)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar