Selasa, 30 Juni 2015

Pintu Sajak




Puisi Sulaiman Djaya

Setiapkali aku datang,
kutanggalkan sepatu di depanmu,
lalu tanganku menjabatmu:
akrab sekaligus asing,
seakan aku memang seorang tamu
di hadapan apa saja
yang tak terusik oleh tajamnya
tatapan sang maut.

Di suatu waktu, kausambut aku
dengan penuh kecup,
namun kau usir aku tanpa ragu
di kali lain. Sejak itu aku paham,
atas restu atau murkamu
nasib dan puisi dengan ikhlas
senantiasa hilir-mudik.

Tetapi aku tak mengerti,
kenapa hujan dan gerimis
serasa berada jauh di musim yang lari.
Bahkan waktu dengan ubannya yang kemerahan
lebih mirip kalimat-kalimat sajak
yang berserakan.

Setiapkali aku pergi,
kau selalu melepas bajuku
hingga aku tak ubahnya si petualang telanjang
yang senantiasa rindu pulang.
Kembali berjabat tangan
dan meminta maaf kepada mereka
yang menangis sendirian.

(2011) 


Jumat, 26 Juni 2015

Kebebasan Menurut Murtadha Muthahhari




Dunia menjadi saksi pribadi-pribadi agung yang senantiasa hidup dan abadi dalam benak manusia. Pribadi-pribadi yang mungkin tidak akan terulang lagi dalam sejarah manusia. Tapi pesan mulia mereka senantiasa terngiang di telinga manusia pencari kebenaran dan hakikat, sehingga menjadi pembimbing kehidupan mereka. Syahid Murtadha Muthahhari satu dari pribadi agung ini. Syahid Muthahhari seorang pemikir dan cendekiawan yang berperang penting dalam menyebarkan dan memperdalam ajaran-ajaran Islam dengan karya-karyanya yang luar biasa. Filsuf besar ini meninggalkan sekitar 60 buku dengan beragam tema yang senantiasa mencerahkan jalan para pencari hakikat.

Syahid Muthahhari dengan pemahamannya yang benar mengenai kebutuhan generasi muda dan menggunakan metode yang tepat serta bahasa yang lugas berusaha memperkenalkan Islam dengan karya-karyanya. Syahid Muthahhari sebelumnya adalah pelajar agama dan menuntut ilmu di hauzah ilmiah. Tapi aktivitas keilmuannya dilanjutkan ke universitas. Satu dari faktor penting dalam pembentukan kepribadiannya adalah memanfaatkan nikmat keberadaan guru-guru besar hauzah ilmiah. Di bidang fiqih dan ushul fiqih beliau menjadi murid Ayatullah Boroujerdi, Marji Syiah dan akhlak dipelajarinya dari Imam Khomeini ra.

Sekaitan dengan kuliah akhlak Imam Khomeini ra, Syahid Muthahhari mengatakan, "Sebagian besar dari cara bepikir dan jiwa saya terbentuk lewat kuliah itu dan dalam kuliah-kuliah lainnya saya mempelajarinya bersama guru ilahi itu selama 12 tahun dan saya senantiasa merasa berhutang kepadanya." Syahid Muthahhari mempelajari filsafat kepada filsuf besar Allamah Thabathabai. Di bidang lain, Syahid Muthahhari juga belajar kepada guru-guru besar lainnya seperti Haji Mirza Ali Agha Shirazi, Ayatullah Mohaghegh Damad dan Ayatullah Hojjat Tabrizi.

Syahid Muthahhari memiliki peran penting dalam memerangi pemikiran menyimpang. Sebelum mewakafkan dirinya untuk bidang tertentu seperti filsafat, teologi atau sejarah, Syahid Muthahhari telah memikirkan tentang upaya menyempurnakan pemikiran umat Islam. Untuk itu beliau memutuskan untuk mengambil sejumlah langkah demi meningkatkan pemikiran dan akhlak pemuda muslim dan melawan serangan budaya serta pertanyaan-pertanyaan akidah. Kecakapan Syahid Muthahhari dalam ilmu-ilmu keislaman dan pengenalannya akan lingkungan akademis ditambah kecintaannya memberikan kesempatan kepadanya untuk menulis hampir di semua cabang ilmu dan budaya secara serius.

Karya-karya Syahid Muthahhari berperan penting dalam perjuangan menghadapi segalah bentuk pemikiran menyimpang. Berkali-kali Syahid Muthahhari mengajak kelompok-kelompok menyimpang ini untuk membahas pelbagai masalah. Namun kebencian dan kedengkian mereka kepada Syahid Muthahhari disertai ketidakmampuan pemikiran mereka menghadapi beliau membuat mereka memutuskan untuk menerornya. Keinginan mereka itu akhirnya terlaksana dan pada 12 Ordibehesht 1357 (2 Mei 1979) mereka menggugursyahidkan Ayatullah Murtadha Muthahhari. Pemikir besar dan pejuang Syahid Muthahhari setelah melewati usia penuh perjuangan dalam Islam akhirnya syahid tangan kelompok-kelompok menyimpang ini.

Syahid Muthahhari menilai kebebasan merupakan hal lazim dan vital bagi seluruh makhluk hidup. Karena makhluk hidup tidak boleh menghadapi halangan untuk tumbuh dan meraih kesempurnaannya. Sebuah tunas yang ingin tumbuh harus berada di lingkungan dan kondisi yang kondusif, sehingga perlahan-lahan ia berubah menjadi sebuah pohon. Dengan demikian, kebebasan dalam pandangan Syahid Muthahhari berarti tidak ada penghalangan untuk tumbuh dan menyempurna.

Posisi Unik Manusia
Tapi manusia di antara makhluk hidup memiliki kekhususan yang perlu dikaji secara terpisah. Manusia memiliki akal, kehendak dan fitrah. Oleh karenanya, pertumbuhan dan kesempurnaannya harus dicermati dari dua sudut; materi dan spiritual. Syahid Muthahhari dengan memperhatikan dua ciri khas manusia tadi dan melihat dari sisi lain manusia merupakan makhluk sosial yang memiliki fitrah, akal dan berpikir membuatnya membagi kebebasan manusia menjadi kebebasan sosial dan kebebasan spiritual.

Sekaitan dengan kebebasan sosial Syahid Muthahhari menulis, "Kebebasan sosial yakni manusia tidak dieksploitasi oleh orang lain. Orang lain tidak boleh menghalangi pertumbuhannya dan tidak mempersiapkan sarana bagi kesempurnaannya dan tidak menggunakan seluruh kemampuan pemikiran dan fisiknya untuk kepentingan mereka. Satu dari tujuan diutusnya para nabi adalah memberikan kebebasan sosial kepada manusia. Yakni, menyelamatkan manusia dari tawanan dan penghambaan kepada orang lain."

Al-Quran dalam surat Ali Imran ayat 64 menyinggung dua poin; pertama manusia saat menyembah hanya kepada Allah Swt yang Maha Esa. Kedua, tidak ada manusia yang menilai orang lain sebagai budaknya. Allah Swt dalam ayat ini berfirman, "Katakanlah, ?Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah.' Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka, ?Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)."

Dengan memperhatikan pengertian ayat 64 surat Ali Imran ini tentang tujuan pengutusan para nabi, Syahid Muthahhari mengatakan, "Satu dari tujuan pengutusan para nabi adalah menjamin kebebasan sosial dan memerangi segala bentuk perbudakan sosial. Dunia saat ini menilai kebebasan sosial sebagai satu hal suci. Penyebab dari seluruh perang dan pertumpahan darah serta keburukan yang ada di dunia ini adalah manusia tidak menghormati kebebasan orang lain."

Manusia merupakan makhluk hidup yang terdiri dari potensi dan naluri yang beragam. Dengan mencermati kenyataan ini, Syahid Muthahhari tidak membatasi dirinya membahas kebebasan sosial, tapi juga menyinggung kebebasan yang lain. Kebebasan yang memiliki peran penting dalam menjamin kebebasan sosial manusia dan itu adalah kebebasan spiritual atau maknawi. Ketika disepakati bahwa manusia memiliki akal, fitrah dan hati nurani, Artinya, ada kekuatan batin yang mengajaknya melakukan perbuatan baik. Adanya kecenderungan spiritual dalam diri manusia membuat setiap orang berusaha melangkah di jalan pertumbuhan dan kesempurnaan spiritual dan tidak mengikuti kecenderungan materi saja.

Menurut Syahid Muthahhari, bebas dari rakus, ketamakan, syahwat, marah dan hawa nagsur dapat merealisasikan kebebasan spiritual. Sekaitan dengan kebebasan spiritual ini, Syahid Muthahhari mengatakan, "Manusia harus bebas dari sisi keberadaan dan ruhnya agar orang lain dapat mencicipi kebebasan yang sama. Dengan demikian, orang-orang yang bebas secara hakiki di dunia ini adalah mereka yang pada awalnya telah membebaskan dirinya dari tawanan hawa nafsu. Seperti Imam Ali as dan atau orang-orang yang telah dididik dalam sekolah Ali as. Hanya mereka ini yang dapat memberikan kebebasan hakiki dan seperti Ali as yang senantiasa menghisab dirinya."

Syahid Muthahhari menilai kebebasan spiritual sangat penting dalam kehidupan manusia, bahkan menyebutnya sebagai sarana bagi manusia untuk meraih kebebasan sosial. Dengan kata lain, manusia yang telah mencapai kebebasan spiritual, manusia yang mendapat didikan ajaran para nabi, pasti menghormati hak-hak sosial manusia lainnya. Mereka tidak akan melakukan kezaliman, berbuat yang melampaui batas dan mengkhianati orang lain.

Beliau mengatakan, "Para nabi datang untuk melindungi kebebasan spiritual manusia. Yakni, mereka tidak akan membiarkan sifat kemanusiaan manuaia, akal dan hati nuraninya tertawan oleh syahwat, kemarahan dan kepentingan. Ini makna kebebasan spiritual. Kapan saja kalian menyaksikan diri kalian berhasil menguasai kemarahan, bukan sebaliknya, maka ketahuilah bahwa diri kalian telah bebas. Setiap kali kalian menyaksikan ada harta haram di hadapan kalian dan diri kalian begitu menginginkannya, tapi iman, hati nurani dan akal kalian menilainya haram dan tidak menerimanya. Itu berarti kalian berhasil mengalahkan keinginan hawa nafsur. Ketahuilah bahwa kalian dari sisi spiritual benar-benar manusia yang bebas. (IRIB Indonesia)

Makna Idul Fitri




Rasulullah Saw bersabda, "Dinamakan bulan Syawal karena pada bulan itu dosa-dosa orang mukmin diampuni."

Hari pertama bulan Syawal ditetapkan sebagai hari raya Idul Fitri dan perayaan untuk kembali ke fitrah yang suci. Idul Fitri termasuk salah satu hari besar kaum Muslim, yaitu mereka yang telah menjalani puasa sebulan penuh dan menahan diri dari mengerjakan hal-hal yang dilarang Allah Swt. Individu mukmin telah mencapai sebuah kehidupan baru dengan memanfaatkan semua nilai-nilai spiritual yang dimiliki bulan Ramadhan. Kondisi itu dapat disebut sebagai fase kembali ke fitrah penciptaan. Makna itu juga dapat ditangkap dari kata "Eid al-Fitr" karena Eid artinya kembali dan Fitr adalah fitrah dan alamiah. Umat Islam akan menerima pahala puasanya pada hari pertama bulan Syawal, sebuah pahala yang sudah dijanjikan oleh Allah Swt untuk hamba yang bertakwa.

Pada hari itu, seorang Muslim seolah terlahir kembali karena menurut ucapan Imam Ali as, orang-orang yang berpuasa telah dibersihkan dari semua noda dan dosa pada malam Idul Fitri. Imam Ali as berkata, "Wahai manusia! Ketahuilah bahwa pemberian terkecil untuk laki-laki dan perempuan yang berpuasa adalah bahwa malaikat pada hari terakhir bulan Ramadhan akan berseru kepada mereka, 'Wahai manusia! Beruntunglah kalian karena Tuhan telah mengampuni semua dosa kalian di masa lalu, untuk itu perhatikanlah bagaimana kalian akan bersikap setelah ini.'" Oleh karena itu, kaum Muslim pada malam Idul Fitri memperbanyak amal ibadah guna mempersiapkan diri untuk memperoleh pahala yang banyak.

Diriwayatkan dari Imam Ali Zainal Abidin as-Sajjad as bahwa beliau mewasiatkan anak-anaknya tentang keutamaan malam tersebut dan berkata, "Kedudukan dan keutamaan malam Idul Fitri tidak kurang dari malam Lailatul Qadar." Oleh sebab itu, orang-orang Mukmin akan memanfaatkan kesempatan itu secara maksimal untuk menabung kebaikan dan pahala. Mereka mengerjakan amalan-amalan khusus di malam itu demi meraih keutamaan yang tak terhingga. Di antara amalan utama malam Idul Fitri adalah mandi sesudah terbenam matahari, membaca doa khusus melihat hilal bulan Syawal, menghidupkan malam tersebut dengan doa, shalat, dan istighfar, menunaikan sepuluh rakaat shalat, membaca doa-doa khusus untuk malam itu, dan mengeluarkan zakat fitrah.

Pada hari pertama bulan Syawal atau Idul Fitri, manusia disunnahkan untuk memperbanyak doa dan meminta kebaikan dunia-akhirat. Idul Fitri memiliki banyak amalan dan ritual khusus. Salah satu amalan hari Idul Fitri adalah mengumandangkan takbir. Malafalkan takbir dan tahlil لا اله الا الله)) termasuk dari contoh mengagungkan syiar-syiar Ilahi. Rasulullah Saw bersabda, "Hiasilah hari raya kalian dengan takbir." Beliau juga selalu melakukan demikian. Pada pagi hari raya Idul Fitri, Rasul Saw keluar dari rumahnya dan ketika sudah mendekati masjid, beliau mengumandangkan kalimat الله اکبر"  "لا اله الا الله dengan suara lantang dan beliau bahkan mengulangi kalimat tersebut di sela-sela khutbahnya. Sunnah mulia itu pun terus diabadikan oleh umatnya sehingga syiar Islam menyebar ke seluruh dunia.
 
Salah satu amalan sunnah lainnya di hari Idul Fitri adalah menunaikan shalat hari raya secara berjamaah. Dalam mazhab Ahlul Bait, shalat Idul Fitri terdiri atas dua rakaat. Pada rakaat pertama, membaca surat al-Fatihah dan al-'Ala dan kemudian membaca takbir sebanyak lima kali yang diiringi dengan doa qunut dalam setiap takbir. Pada rakaat kedua, membaca surat al-Fatihah dan as-Syams dan kemudian membaca takbir sebanyak empat kali yang diiringi dengan doa qunut. Doa yang dipanjatkan dalam qunut shalat Idul Fitri memiliki makna yang begitu mendalam dan mengandung harapan yang amat luhur.

Berikut ini arti dari doa qunut yang dibaca dalam shalat Idul Fitri, "Ya Allah, Wahai pemilik kebesaran dan keagungan, Wahai pemilik kedermawanan dan kebesaran, Engkaulah Dzat yang paling pantas memberikan ampunan dan rahmat, ketakwaan dan ampunan hanya dari-Mu, aku memohon dengan kebenaran hari ini yang Engkau jadikan sebagai hari raya bagi kaum Muslimin, dan Engkau jadikan sebagai kekayaan, kemuliaan, kehormatan, dan anugerah. Aku mohon pada-Mu sampaikan salam dan shalawat kepada Nabi Muhammad dan keluarganya. Ilahi, masukkan aku ke dalam setiap kebaikan yang juga Engkau masukkan Muhammad dan keluarganya di dalam kebaikan itu. Dan keluarkan aku dari segala keburukan yang Engkau keluarkan Muhammad dan keluarganya dari keburukan itu. Ya Allah, aku memohon kepada-Mu kebaikan yang dipinta oleh hamba-hamba-Mu yang saleh, dan aku berlindung pada-Mu dari segala hal yang diminta oleh hamba-hamba-Mu yang ikhlas terlindung darinya."  

Idul Fitri bagi kaum Muslim merupakan sebuah hadiah spiritualitas sejati dari Allah Swt. Hari raya ini bukan pesta materi duniawi, tapi hari rahmat dan ampunan Ilahi. Hari bersyukur bagi orang yang berhasil di bulan suci Ramadhan dalam ibadah dan penghambaannya kepada Allah Swt. Inilah hari kemenangan bagi kaum Muslim. Sebuah hari yang mengakhiri sebulan ibadah dan penyucian diri dengan semata-mata mengharapkan ridha Allah Swt.

Kemeriahan hari agung ini harus dirasakan oleh seluruh umat Islam. Oleh karena itu pada malam Idul Fitri, kaum Muslim menyisihkan sebagian hartanya untuk membayar zakat fitrah. Ritual mulia ini merupakan bentuk solidaritas umat Islam dalam mengentaskan kemiskinan. Sejatinya, zakat merupakan solusi sosial ekonomi yang diajarkan Islam untuk mewujudkan kesejahteraan umat. Selain memiliki efek sosial, zakat juga merupakan ritus individual yang mampu mengubah materi sebagai sarana menuju pencapaian derajad spiritual. Tentu saja hal itu harus dilandasi ketulusan dan semata-mata hanya untuk memperoleh ridha Ilahi. Dana zakat yang terkumpul bisa dimanfaatkan untuk memperbaiki taraf hidup umat, baik dari sisi ekonomi, kesehatan, dan budaya. Dana zakat merupakan dana strategis yang bisa diberdayakan untuk membangun fasilitas publik, seperti masjid, sekolah, jembatan, jalan, serta berbagai sarana dan prasarana masyarakat lainnya.

Salah satu amalan lain di bulan Syawal adalah puasa enam hari setelah hari raya Idul Fitri. Abu Ayyub al-Ansari meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw bersabda, "Barang siapa yang telah berpuasa di bulan Ramadhan dan menambah enam hari lagi di bulan Syawal, maka ia sama seperti orang yang selalu berpuasa." Beberapa pihak percaya bahwa puasa enam hari untuk menunjukkan komitmen mereka dalam ketaatannya kepada Allah Swt dan tekadnya untuk meninggalkan dosa tidak goyah meskipun bulan Ramadhan telah berakhir.

Ada beberapa peristiwa penting yang terjadi pada bulan Syawal dan salah satunya adalah berita duka atas syahidnya Imam Jakfar Shadiq as pada tanggal 25 Syawal tahun 148 Hijriah. Dunia Islam merasa kehilangan pemimpin besar yang juga muara ilmu. Imam Jakfar as tutup usia pada umur 65 tahun karena diracun atas perintah Raja Abbasiah, Mansour al-Dawaniqi. Pada masa hidupnya, Imam Jakfar as menjadikan Madinah sebagai pusat aktivitasnya. Kota Madinah pun berubah menjadi pusat ilmu yang juga destinasi semua penuntut ilmu. Imam Shadiq as mendidik murid-murid besar di antaranya, Hisyam bin Hakam, Muhammad bin Muslim, dan Jabir bin Hayan. Sebagian dari mereka memiliki berbagai karya ilmiah yang tiada tara di zamannya.

Perhatian terhadap ilmu pengetahuan pada masa kehidupan Ahlul Bait as khususnya pada era Imam Jakfar as, mencapai kemajuan pesat. Ketika berbicara tentang pentingnya menuntut ilmu pengetahuan kepada murid-muridnya, Imam Jakfar as mengatakan, "Jika masyarakat mengetahui manfaat-manfaat ilmu pengetahuan, tentu mereka akan bangkit untuk mencarinya, meski darah tumpah dalam menemukannya dan mereka akan menyelami kedalaman samudra." Berkenaan dengan bahaya kebodohan dan melakukan sesuatu tanpa bekal ilmu, Imam Jakfar as berkata, "Siapa yang mengerjakan sesuatu tanpa pengetahuan dan wawasan, maka ia seperti orang yang menempuh selain jalan utama. Oleh karena itu, semakin ia melangkah ke depan, maka ia semakin menyimpang dari jalan yang lurus."

Imam Jakfar as adalah sosok yang paling rendah hati di tengah masyarakatnya. Kaum papa dengan mudah menyampaikan keperluannya kepada beliau dan beliau pun akan memenuhi keperluan mereka dengan kasih sayang. Sikap mulia dan merakyat Imam Jakfar ini, makin meningkatkan kesadaran politik dan sosial masyarakat. Tentu saja hal tersebut menyulut kekhawatiran para pemimpin zalim Dinasti Abbasiyah. Khalifah Mansur pun merasakan posisinya makin terancam. Lalu, ia meracuni Imam Jakfar as hingga akhirnya beliau gugur syahid pada tahun 148 H. Imam Jakfar as berkata, "Syafaatku tidak akan sampai kepada orang yang melalaikan shalat." (IRIB Indonesia/RM)

Rabu, 24 Juni 2015

NATO Siap Perang Gerilya Melawan Rusia




Skenario perang yang dipilih NATO tidak jauh dari konflik Ukraina. Pakta Pertahanan Atlantik Utara itu mempersiapkan pasukannya untuk terlibat dalam perang geriliya, melawan pasukan pemberontak yang disokong jiran Rusia.

Untuk itu NATO memilih Polandia, negara anggotanya yang berada paling dekat dengan Rusia. Di Zagan, NATO menurunkan helikopter tempur, kendaraan lapis baja dan pasukan elit dari berbagai negara. Salah satu yang dilibatkan adalah tank Leopard 2 teranyar milik militer Polandia.

Manuver di Zagan, Polandia, adalah latihan militer terbesar yang pernah digelar NATO. Untuk memindahkan 2100 serdadu dari sembilan negara beserta puluhan alat tempur dan amunisi, NATO membutuhkan 17 pesawat kargo, sembilan kereta barang dan sebuah konvoi berisikan 30 truk.

Buat menangkal ancaman Rusia, NATO membentuk satuan elit gabungan bernama "Speerspitze" alias ujung tombak, yang berisikan 5000 serdadu dengan berbagai alat tempur termutakhir. Pasukan gerak cepat ini khusus dilatih untuk melindungi negara-negara di timur Eropa dari tentara pemberontak sokongan Rusia.

Untuk membiayai satuan elit terbaru itu NATO telah mempersiapkan dana sekitar 20 Miliar Euro atau sekitar Rp. 300 trilyun hingga tahun 2025. Dana tersebut akan dipakai buat membeli tank tempur, pengangkut personel lapis baja, artileri, helikopter dan berbagai perlengkapan serdadu. Sebagai perbandingan, anggaran pertahanan TNI tahun ini tercatat sebesar 84,5 Triliyun Rupiah.

NATO juga menyambut usulan Amerika Serikat untuk menempatkan lebih banyak alat tempur di Eropa Timur. Saat ini NATO tidak bisa menempatkan serdadu di perbatasan timur secara permanen. Penyebabnya adalah perjanjian damai dengan Rusia yang diratifikasi tahun 1997.

Salah satu sistem alutista yang ingin ditempatkan NATO di perbatasan timur adalah MEADS, alias Medium Extended Air Defense System. Sistem pertahanan udara teranyar itu tidak cuma mampu menghalau rudal atau obyek terbang di berbagai ketinggian, tapi juga dapat berpindah tempat secara fleksibel. Sumber: http://www.dw.com/id/nato-bersiap-perang-hadapi-rusia/g-18536091

   (Pasukan dan Strategi NATO)
 (Angkatan Udara Rusia)