Minggu, 24 Mei 2015

Siswi Karina di Negeri Para Peri (Bagian Keempatbelas)




Hak cipta ©Sulaiman Djaya

Dengan menunggang dan mengendarai sebuah burung besar yang sanggup terbang dengan sangat cepat, Ziva Kamarin akhirnya melesat berangkat menuju negeri Amarik. Perjalanannya itu tak membutuhkan waktu lama, dan ia sampai ke tujuannya sesuai dengan jadwal pertemuan yang telah dirancang dengan sangat rahasia oleh Mayar Rother sang pemimpin Ordo Nomas.

Kedatangannya ke negeri Amarik itu segera disambut hangat dan gembira oleh Mayar Rother dan Jarjus Bushan yang langsung mempersilahkannya untuk menempati sebuah kursi yang telah disiapkan untuknya, sebuah kursi yang terletak di tengah sebelah utara di antara kursi-kursi yang mengelilingi meja bundar. Dialah satu-satunya perempuan yang hadir dalam pertemuan tersebut.

Selain Ziva Kamarin dari negeri Asrail yang berwibawa dan kharismatik itu, tampak peserta lain yang hadir dalam pertemuan super rahasia itu adalah Pangeran Liwad Nibtalal dari negeri Najdan yang merupakan sekutu setia negeri Asrail dan mitra politik Ziva Kamarin dan Perdana Menteri Vidad Kamarun dari negeri Angland yang berdandan sangat necis hingga dapat merebut simpati dan rasa nyaman hati Ziva Kamarin yang kagum melihatnya dan sesekali mencuri pandang ke arahnya.

Tak diragukan lagi atawa tak disangsikan lagi, pertemuan yang telah dirancang Mayar Rother dari ordo rahasia Nomas itu, merupakan rapat super elit dan teramat rahasia, di mana masing-masing yang hadir tersebut diharuskan membangun dan memperkuat aliansi dengan sekutu mereka masing-masing demi memuluskan rencana penaklukkan skala besar mereka atas sejumlah negeri yang berusaha melawan untuk tidak takluk dalam kendali kekuasaan mereka.

Dalam pertemuan super elit dan rahasia tersebut, disepakati sejumlah poin dan agenda utama. Di antara agenda dan poin atawa rencana yang mereka tetapkan adalah pertama, penyerangan dan penaklukkan atas negeri Yumnan yang merupakan sekutu negeri Farsa yang diserahkan kepada Pangeran Liwad Nibtalal dan para sekutu negeri Najdan. Kedua, upaya untuk mendongkel dan mengjungkalkan kekuasaan dan kepemimpinan Raja Rashab dari negeri Suryan yang juga merupakan sekutu negeri Farsa diserahkan kepada siasat dan rencananya Perdana Menteri Vidad Kamarun dari negeri Angland serta para sekutunya.

Rencana-rencana yang mereka sepakati dan mereka tetapkan dalam pertemuan dan rapat super elit dan rahasia di salah-satu tempat yang juga mereka rahasiakan di negeri Amarik tersebut dimaksudkan untuk memancing keterlibatan negeri Farsa ketika sejumlah negeri yang menjadi sekutunya diserang, yang dengan demikian mereka dapat mengetahui kekuatan negeri Farsa sekaligus dapat menguras kekuatan dan sumber daya militer serta ekonomi negeri Farsa.

Gagasan tersebut tidak lahir dari Jarjus Bushan, tapi dari Mayar Rother sendiri sebagai salah-satu pihak yang memiliki kepentingan sangat besar untuk melebarkan sayap korporasi dan pabrik-pabrik senjata yang dimilikinya, sekaligus yang akan dapat menjual produk-produk senjatanya dengan menciptakan agressi dan perang.

Kekayaan Mayar Rother sendiri membuatnya memiliki banyak pabrik dan korporasi di negeri-negeri yang menjadi sekutu negeri Amarik, semisal di negeri Najdan, Damargh, Angland, dan bahkan di negeri Asrail sendiri, di negeri di mana pemimpin tertingginya tak lain adalah Ziva Kamarin yang terkenal cerdik dan sangat matang dalam mengukur kekuataan dalam perang dan aksi-aksi politiknya, hingga membuatnya disegani lawan dan kawan.

Seusai rapat dan pertemuan tersebut, mereka pun tak langsung menuju negerinya masing-masing, tapi menghadiri jamuan makan malam yang diadakan di rumah pribadi Mayar Rother yang sangat megah di sebuah kota bernama Ramsard. Dalam jamuan makan malam itu, Ziva Kamarin dan Vidad Kamarun langsung akrab satu sama lain dan segera saling menghasrati, yang berujung pada sebuah episode cinta di mana mereka menghabiskan malam bersama di sebuah penginapan yang tak jauh dari rumah Mayar Rother.

Para peserta rapat dan pertemuan super elit dan rahasia yang telah dirancang Mayar Rother tersebut baru kembali ke negerinya masing-masing di keesokan harinya. Rasa percaya diri mereka membuat mereka merasa rencana mereka tak diketahui oleh pihak-pihak yang akan mereka rugikan, negeri-negeri yang ingin mereka taklukkan, meski pada kenyataannya tidaklah demikian, tanpa sepengetahuan mereka. (Bersambung



Sabtu, 23 Mei 2015

Siswi Karina di Negeri Para Peri (Bagian Ketigabelas)




Hak cipta ©Sulaiman Djaya

Meski berbeda jenis dan ras, setelah merasa akrab satu sama lain, sosok Zipora bagi Siswi Karina mengingatkan Siswi Karina pada almarhumah ibunya yang meninggal dalam peristiwa kebakaran ketika Siswi Karina masih kanak-kanak. Sejak saat itulah Siswi Karina dirawat dan dibesarkan oleh seorang perempuan yang bekerja sebagai perempuan mucikari yang menyediakan perempuan hiburan bagi mereka yang memiliki dompet tebal.

Kala itu, di saat peristiwa kebakaran yang telah menelan sejumlah korban orang-orang miskin tersebut, tangisan Siswi Karina terdengar oleh salah seorang petugas pemadam kebakaran yang berhasil menyelamatkannya, yang secara kebetulan keberadaan Siswi Karina saat itu masih dapat dijangkau oleh seorang petugas pemadam kebakaran yang terbilang berani itu.

Bersama Zipora yang penyabar itu, Siswi Karina mulai belajar menanam dan merawat pohon-pohon alias tanaman-tanaman ajaib yang merupakan sumber makanan pokok para penduduk negeri Telaga Kahana. Sementara, di waktu-waktu setelah menanam, ia pun tanpa sungkan-sungkan menggembalakan binatang-binatang ternak mirip domba yang ketika besar hanya seukuran kelinci, yang sebelumnya diurus Ilias itu, sembari sesekali bercanda dengan binatang-binatang ajaib tersebut.

Sementara itu, Zipora sendiri mengerjakan apa-apa yang sebelumnya telah biasa ia kerjakan, seperti mengumpulkan ranting-ranting dan dahan-dahan pohon yang patah dan jatuh bila salju telah luruh dan menjelma udara ketika cahaya di negeri tempat ia hidup itu datang menggantikan musim sebelumnya yang saling bergantian dalam waktu seminggu tersebut. Atau menyiapkan makanan sehari-hari bila waktu makan telah tiba bagi mereka berdua.

Di waktu-waktu senggang mereka dari kesibukan dan kegiatan kehidupan keseharian mereka, sesekali Zipora mengajarkan ilmu-ilmu yang tak diketahui Siswi Karina kepada Siswi Karina, seperti bagaimana berkomunikasi dengan Burung Hudan dan merapalkan doa-doa magis agar mereka senantiasa dalam perlindungan dan pertolongan yang Maha Kuasa, Sang Hyang Agung yang dipercayai oleh para penduduk negeri Telaga Kahana.

Tentu saja Siswi Karina sebelumnya tak menyangka bahwa Zipora memiliki ilmu-ilmu magis yang sakti, semisal melontarkan dan melemparkan objek sasaran atau benda dengan cara mengarahkan jari telunjuk sembari merapal mantra ajaib.

Salah-satu contohnya adalah ketika Zipora memperlihatkan kepada Siswi Karina bagaimana ia mengarahkan jari telunjuknya ke sebuah batu cukup besar dan merapalkan mantra yang berbunyi ‘Kun dhalik harakatan’, yang seketika itu batu yang cukup besar tersebut terlempar tak ubahnya sebuah bola yang melambung karena ditendang seorang pemain sepak bola, dan Siswi Karina tampak terkagum-kagum melihat hal itu.

Saat itulah, setelah diceritakan sendiri oleh Zipora, Putri Artamis yang adalah ibunya Zipora, adalah seorang perempuan sakti yang memiliki sejumlah ilmu ajaib, yang beberapa ilmunya tersebut diwariskan kepada Zipora. Putri Artamis bukan sembarang perempuan dari jenis setengah manusia setengah peri, tapi adalah juga seorang guru magis yang kemampuan magisnya telah dikenal luas oleh para penduduk negeri Telaga Kahana.

Bertahun-tahun sebelum Zipora lahir, demikian sebagaimana yang diceritakan Zipora kepada Siswi Karina, Putri Artamis pergi ke hutan untuk mencari sepohon Kirkas yang akan dijadikan sebagian ramuan untuk menyembuhkan salah satu penyakit aneh akibat pengaruh magis yang menimpa sejumlah penduduk negeri Telaga Kahana. Tanpa sengaja, ketika ia sampai di sebuah tepi ujung telaga negeri itu, ia melihat sesosok tubuh lelaki tampan yang tegeletak bagai lelap tertidur.

Itulah hari ketika Putri Artamis pertama-kali bertemu Pangeran Ramada, yang rupa-rupanya tertidur karena kelelahan setelah melakukan pelarian dan menyeberangi telaga di negeri Telaga Kahana. Kala itu, Pangeran Ramada tidak punya pilihan lain selain menyelamatkan diri ketika semua pasukannya telah musnah dan kalah akibat serangan bangsa Damargh yang terkenal buas dan tak kenal belas kasihan yang menyerang negerinya.

Ketika tersadar dan terbangun saat disentuh tangan lembut Putri Artamis, Pangeran Ramada merasa berterimakasih sembari menitikkan airmata karena telah ditemukan Putri Artamis yang menolongnya, meski mulanya ia terkejut saat tiba-tiba Putri Artamis berada di dekatnya kala terbangun dan tersadar.

Tentu saja mulanya sejumlah penduduk negeri Telaga Kahana merasa heran dan terkejut ketika mereka melihat Putri Artamis yang mereka sayangi itu pulang bersama seorang lelaki yang dipapahnya. Dan persis, kala itulah, selain berhasil mengobati sejumlah penduduk negeri Telaga Kahana yang terjangkit pengaruh magis yang aneh, Putri Artamis juga berhasil mengobati beberapa luka Pangeran Ramada, dan kemudian keduanya saling jatuh cinta. (Bersambung


Jumat, 22 Mei 2015

Siswi Karina di Negeri Para Peri (Bagian Keduabelas)




Hak cipta ©Sulaiman Djaya

Setelah mereka mengalami sendiri bahwa mereka dapat dikalahkan oleh pasukan khusus dari negeri Farsa saat menyerang negeri Telaga Kahana itu, atas saran dan usulan dari Mayar Rother, Jarjus Bushan meminta kepada para jenderalnya untuk membentuk pasukan khusus dan pasukan mata-mata yang lebih tangguh dan lebih efisien yang akan dikirim ke negeri Farsa untuk mengumpulkan setiap informasi dan pengetahuan terkait negeri Farsa.

Pasukan khusus dan pasukan elite itu, sebagaimana dikehendaki Mayar Rother dan Jarjus Bushan, haruslah memiliki kemampuan kamuflase dan penyamaran tingkat tinggi. Keinginan untuk membentuk pasukan dengan kemampuan dan kerahasiaan tingkat tinggi itu tentulah setelah mereka merasa malu karena kekalahan mereka sekaligus berkat kesadaran mereka bahwa yang telah mengalahkan mereka bukanlah lawan dan kekuatan yang boleh dianggap enteng begitu saja.

Sebenarnya mereka telah memiliki pasukan elit, namun pasukan elit dan pasukan khusus mereka terbukti kurang efektif saat perang mereka dengan pasukan khusus dari negeri Farsa di negeri Telaga Kahana itu. Sebelum peperangan itu, mereka juga tidak tahu bahwa negeri Farsa adalah sekutu dan sahabat negeri Telaga Kahana, negeri yang berusaha mereka kuasai dan mereka taklukkan itu.

Kali ini mereka tak ingin salah-hitung lagi atau menganggap lemah negeri Telaga Kahana yang ingin mereka kuasai dan hendak mereka taklukkan karena memiliki tabungan Kristal di Bukit Kaf itu. Mereka juga segera mengirim utusan ke negeri sekutu setia mereka, yaitu negeri Asrail, agar lebih banyak lagi memproduksi senjata canggih dan menambah kekuatan militernya.

Sesampainya utusan bangsa Amarik yang bernama Nibur Maya itu di negeri Asrail, ia disambut langsung oleh pemimpin negeri Asrail, Ziva Kamarin. Berbeda dengan Jarjus Bushan, Ziva Kamarin terkenal cerdik dan cerdas, meski ia seorang perempuan. Dan sebagaimana Misyaila, Ziva Kamarin juga memiliki tongkat ajaib yang senantiasa ada di tangannya.

Secara jarak, dibanding dengan negeri Amarik, jarak negeri Asrail lebih dekat ke negeri Farsa, karena antara dua negeri itu hanya dipisahkan oleh negeri Yumnan dan negeri Suryan. Sementara itu, tetangga negeri Asrail yang menjadi sekutu setia mereka adalah negeri Najdan. Sebuah negeri yang gemar memancung orang tak bersalah yang diduga ingin melakukan pemberontakan kepada rejim negeri tersebut. Sebuah negeri yang para pejabat tingginya suka memperkosa perempuan demi memuaskan nafsu syahwat mereka.

Hari itu Nibur Maya dipersilahkan masuk ke ruangan rahasia Ziva Kamarin agar pembicaraan mereka hanya diketahui oleh mereka berdua saja. Mereka pun tak merasa canggung satu sama lain karena mereka sama-sama perempuan, dan secara kebetulan pula, mereka berusia sama. Salah-satu poin pembicaraan mereka adalah Ziva Kamarin sebagai pemimpin tertinggi negeri Asrail diharuskan menghadiri pertemuan ordo rahasia pimpinan Mayar Rother yang akan diadakan di sebuah tempat rahasia di negeri Amarik.

Salah-satu masalah yang akan dibahas dalam pertemuan ordo rahasia tersebut, berdasarkan pembicaraan antara Nibur Maya dan Ziva Kamarin di ruangan rahasa itu, adalah rencana untuk memancing kekuatan bangsa Farsa dengan jalan menyerang negeri-negeri yang menjadi sekutu negeri Farsa, seperti negeri Suryan dan negeri Yumnan, sebelum mereka menyerang negeri Farsa sendiri dengan skala dan koalisi besar-besaran di masa yang akan datang yang hendak mereka rancang dan mereka rencanakan dalam pertemuan ordo rahasia tersebut.

Masalah itu tentu saja membutuhkan dukungan banyak kekuatan, setelah mereka sadar dan mengalami sendiri kekalahan mereka ketika berhadapan dengan pasukan khusus negeri Farsa yang kala itu dikomandoi Misyaila. Pertemuan ordo rahasia itu juga rencananya akan dihadiri beberapa petinggi dan pemimpin dari negeri Najdan, selain dari negeri-negeri lainnya yang merupakan sekutu-sekutu negeri Amarik dan negeri Asrail, semisal negeri Haland, Franca, dan negeri Angland.

Selain karena telah mengalami kekalahan ketika melawan dan berhadapan langsung dengan pasukan khusus dari negeri Farsa itu, ada dua negeri yang sangat kuat namun tak mau menjadi sekutu mereka, yang kemungkinan besar akan menjadi sekutu bangsa Farsa di masa yang akan datang, yaitu negeri Rus dan negeri Multan, yang memang banyak memiliki kesamaan secara watak dengan negeri Farsa, selain negeri Rus dan negeri Multan juga memiliki sejarah hubungan dengan negeri Farsa di masa silam mereka. (Bersambung



Kamis, 21 Mei 2015

Siswi Karina di Negeri Para Peri (Bagian Kesebelas)




Hak cipta ©Sulaiman Djaya

Malam itu Siswi Karina dan Misyaila kembali menginap di tempat tinggalnya Zipora untuk yang kesekian kalinya, sejak Siswi Karina pertama kali datang ke negeri Telaga Kahana. Namun kali ini Siswi Karina telah diijinkan tinggal di kediaman itu selama yang dikehendaki Siswi Karina.

Sementara itu sejumlah penduduk negeri Telaga Kahana tengah berduka karena kematian anggota keluarga mereka dan saudara-saudari mereka akibat perang dengan bangsa Amarik berjam-jam sebelumnya, Siswi Karina dan Zipora diam-diam telah saling akrab satu sama lain malam itu.

Keakraban mereka tersebut tentulah sejalan dengan keinginan Misyaila yang memang menghendaki Siswi Karina menjadi teman dan sahabat bagi Zipora selama ketakhadiran anak-anak Zipora yang kini tinggal di negeri Farsa nun jauh dari negeri Telaga Kahana. Selain itu, Misyaila juga memutuskan untuk kembali ke negerinya sendiri selama beberapa waktu yang dibutuhkan.

Maka, keesokan harinya dengan mengendarai kereta ajaibnya itu, Misyaila melesat cepat tanpa ditemani Siswi Karina,  untuk kembali ke negerinya yang telah ia tinggalkan selama beberapa hari demi penjelajahan dan petualangan yang disukainya.

Tak berapa lama, Misyaila dan kereta ajaibnya itu pun segera menjadi gaib di hadapan Siswi Karina dan Zipora yang pagi itu sejenak memperhatikannya dalam kemesraan cuaca dan udara pagi yang sesekaki mengirim aroma semerbak wewangian dari pohon-pohon bunga yang tumbuh di negeri tersebut.

Sedangkan jauh di negeri lain, yaitu di negeri Farsa, tampak Ilias sedang berlatih ketangkasan perang dan keterampilan militer bersama Jenderal Roshtam. Berulangkali Ilias terjatuh karena pukulan dan ketangkasan Jenderal Roshtam yang melatihnya itu, namun bangkit kembali sebelum akhirnya terjatuh lagi karena belum berhasil mengalahkan Jenderal Roshtam yang melatihnya dengan cepat, gesit, dan tangkas itu.

Hari itu, Jenderal Roshtam memang bermaksud melatih daya tahan dan ketangkasan tubuh Ilias sendiri serta kematangan bathinnya sebagai prajurit dan calon pemimpin sebelum melatihnya dengan kecakapan menggunakan aneka ragam senjata. Sebab, bagi Jenderal Roshtam, kemahiran menggunakan senjata adalah urusan nomor dua, dan yang terpenting bagi seorang prajurit dan calon pemimpin adalah kekuatan dan kematangan tubuh dan jiwanya sendiri.

Tak jauh dari lapangan di mana Ilias dan Jenderal Roshtam sedang mempraktekkan latihan kedirgantaraan dan keprajuritan itu, Hagar dan Sophia tengah belajar tentang ilmu mistis dan aneka ragam mantra.

Pertama-tama mereka diajarkan tentang mantra dan kekuatan dengan menggunakan tongkat kecil yang ada di tangan mereka. Saat itu, guru mereka, yaitu Ratu Washti, mempraktekkan sendiri bagaimana menggerakan tongkat kecil di tangannya sembari merapalkan dan melafalkan mantra dengan lidah dan mulutnya, dan seketika itu sebuah cahaya keluar dari tongkat kecil yang dipegangnya, dan cahaya itu meluncur cepat ke sebuah kayu di atas meja yang seketika itu hancur menjadi debu karena hantaman cahaya mirip sinar laser yang meluncur begitu cepat dari ujung tongkat yang dipegang tangan Ratu Washti tersebut.

Melihat hal itu, Hagar dan Sophia tampak terkagum-kagum dan mereka mencoba trik mereka sendiri, namun gagal dan malah tongkat kecil mereka yang terbakar hingga telapak tangan mereka merasakan panas karena aliran panas yang merambat dengan cepat ke tangan mereka saat tongkat kecil mereka terbakar tersebut.

Kejadian itu membuat Ratu Washti tersenyum sembari menahan tawa, dan ia pun segera memberi dua tongkat kecil baru kepada Hagar dan Sophia, dan segera ia memerintahkan mereka untuk mengulangi ilmu menggunakan kekuatan dengan senjata tongkat dan daya magis mantra yang telah diajarkan Ratu Washti tersebut, dan kali ini mereka berhasil, sebuah keberhasilan yang langsung disambut dengan tepukan tangan Ratu Washti.

Hari itu, cuaca di negeri Farsa sedikit dirundung bintik-bintik salju, di saat di negeri Telaga Kahana tengah mekar dan merebaknya bunga-bunga ajaib yang mengirimkan aroma wewangian melalui hembusan angin itu, hingga keadaan cuaca di negeri Farsa tersebut terasa cukup membuat gigil para penduduknya kala itu. (Bersambung