Hak cipta ©Sulaiman Djaya
Meski berbeda jenis dan
ras, setelah merasa akrab satu sama lain, sosok Zipora bagi Siswi Karina
mengingatkan Siswi Karina pada almarhumah ibunya yang meninggal dalam peristiwa
kebakaran ketika Siswi Karina masih kanak-kanak. Sejak saat itulah Siswi Karina
dirawat dan dibesarkan oleh seorang perempuan yang bekerja sebagai perempuan
mucikari yang menyediakan perempuan hiburan bagi mereka yang memiliki dompet
tebal.
Kala itu, di saat
peristiwa kebakaran yang telah menelan sejumlah korban orang-orang miskin
tersebut, tangisan Siswi Karina terdengar oleh salah seorang petugas pemadam
kebakaran yang berhasil menyelamatkannya, yang secara kebetulan keberadaan
Siswi Karina saat itu masih dapat dijangkau oleh seorang petugas pemadam
kebakaran yang terbilang berani itu.
Bersama Zipora yang
penyabar itu, Siswi Karina mulai belajar menanam dan merawat pohon-pohon alias
tanaman-tanaman ajaib yang merupakan sumber makanan pokok para penduduk negeri
Telaga Kahana. Sementara, di waktu-waktu setelah menanam, ia pun tanpa
sungkan-sungkan menggembalakan binatang-binatang ternak mirip domba yang ketika
besar hanya seukuran kelinci, yang sebelumnya diurus Ilias itu, sembari
sesekali bercanda dengan binatang-binatang ajaib tersebut.
Sementara itu, Zipora
sendiri mengerjakan apa-apa yang sebelumnya telah biasa ia kerjakan, seperti
mengumpulkan ranting-ranting dan dahan-dahan pohon yang patah dan jatuh bila
salju telah luruh dan menjelma udara ketika cahaya di negeri tempat ia hidup itu
datang menggantikan musim sebelumnya yang saling bergantian dalam waktu
seminggu tersebut. Atau menyiapkan makanan sehari-hari bila waktu makan telah
tiba bagi mereka berdua.
Di waktu-waktu senggang
mereka dari kesibukan dan kegiatan kehidupan keseharian mereka, sesekali Zipora
mengajarkan ilmu-ilmu yang tak diketahui Siswi Karina kepada Siswi Karina,
seperti bagaimana berkomunikasi dengan Burung Hudan dan merapalkan doa-doa
magis agar mereka senantiasa dalam perlindungan dan pertolongan yang Maha
Kuasa, Sang Hyang Agung yang dipercayai oleh para penduduk negeri Telaga
Kahana.
Tentu saja Siswi Karina
sebelumnya tak menyangka bahwa Zipora memiliki ilmu-ilmu magis yang sakti,
semisal melontarkan dan melemparkan objek sasaran atau benda dengan cara mengarahkan
jari telunjuk sembari merapal mantra ajaib.
Salah-satu contohnya
adalah ketika Zipora memperlihatkan kepada Siswi Karina bagaimana ia
mengarahkan jari telunjuknya ke sebuah batu cukup besar dan merapalkan mantra
yang berbunyi ‘Kun dhalik harakatan’, yang seketika itu batu yang cukup besar
tersebut terlempar tak ubahnya sebuah bola yang melambung karena ditendang
seorang pemain sepak bola, dan Siswi Karina tampak terkagum-kagum melihat hal
itu.
Saat itulah, setelah
diceritakan sendiri oleh Zipora, Putri Artamis yang adalah ibunya Zipora,
adalah seorang perempuan sakti yang memiliki sejumlah ilmu ajaib, yang beberapa
ilmunya tersebut diwariskan kepada Zipora. Putri Artamis bukan sembarang
perempuan dari jenis setengah manusia setengah peri, tapi adalah juga seorang
guru magis yang kemampuan magisnya telah dikenal luas oleh para penduduk negeri
Telaga Kahana.
Bertahun-tahun sebelum
Zipora lahir, demikian sebagaimana yang diceritakan Zipora kepada Siswi Karina,
Putri Artamis pergi ke hutan untuk mencari sepohon Kirkas yang akan dijadikan
sebagian ramuan untuk menyembuhkan salah satu penyakit aneh akibat pengaruh
magis yang menimpa sejumlah penduduk negeri Telaga Kahana. Tanpa sengaja,
ketika ia sampai di sebuah tepi ujung telaga negeri itu, ia melihat sesosok
tubuh lelaki tampan yang tegeletak bagai lelap tertidur.
Itulah hari ketika Putri
Artamis pertama-kali bertemu Pangeran Ramada, yang rupa-rupanya tertidur karena
kelelahan setelah melakukan pelarian dan menyeberangi telaga di negeri Telaga
Kahana. Kala itu, Pangeran Ramada tidak punya pilihan lain selain menyelamatkan
diri ketika semua pasukannya telah musnah dan kalah akibat serangan bangsa
Damargh yang terkenal buas dan tak kenal belas kasihan yang menyerang
negerinya.
Ketika tersadar dan
terbangun saat disentuh tangan lembut Putri Artamis, Pangeran Ramada merasa berterimakasih
sembari menitikkan airmata karena telah ditemukan Putri Artamis yang
menolongnya, meski mulanya ia terkejut saat tiba-tiba Putri Artamis berada di
dekatnya kala terbangun dan tersadar.
Tentu saja mulanya
sejumlah penduduk negeri Telaga Kahana merasa heran dan terkejut ketika mereka
melihat Putri Artamis yang mereka sayangi itu pulang bersama seorang lelaki
yang dipapahnya. Dan persis, kala itulah, selain berhasil mengobati sejumlah
penduduk negeri Telaga Kahana yang terjangkit pengaruh magis yang aneh, Putri
Artamis juga berhasil mengobati beberapa luka Pangeran Ramada, dan kemudian keduanya
saling jatuh cinta. (Bersambung)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar