Dunia menjadi saksi
pribadi-pribadi agung yang senantiasa hidup dan abadi dalam benak manusia.
Pribadi-pribadi yang mungkin tidak akan terulang lagi dalam sejarah manusia.
Tapi pesan mulia mereka senantiasa terngiang di telinga manusia pencari
kebenaran dan hakikat, sehingga menjadi pembimbing kehidupan mereka. Syahid Murtadha
Muthahhari satu dari pribadi agung ini. Syahid Muthahhari seorang pemikir dan
cendekiawan yang berperang penting dalam menyebarkan dan memperdalam
ajaran-ajaran Islam dengan karya-karyanya yang luar biasa. Filsuf besar ini
meninggalkan sekitar 60 buku dengan beragam tema yang senantiasa mencerahkan
jalan para pencari hakikat.
Syahid Muthahhari dengan
pemahamannya yang benar mengenai kebutuhan generasi muda dan menggunakan metode
yang tepat serta bahasa yang lugas berusaha memperkenalkan Islam dengan
karya-karyanya. Syahid Muthahhari sebelumnya adalah pelajar agama dan menuntut
ilmu di hauzah ilmiah. Tapi aktivitas keilmuannya dilanjutkan ke universitas.
Satu dari faktor penting dalam pembentukan kepribadiannya adalah memanfaatkan
nikmat keberadaan guru-guru besar hauzah ilmiah. Di bidang fiqih dan ushul
fiqih beliau menjadi murid Ayatullah Boroujerdi, Marji Syiah dan akhlak
dipelajarinya dari Imam Khomeini ra.
Sekaitan dengan kuliah
akhlak Imam Khomeini ra, Syahid Muthahhari mengatakan, "Sebagian besar
dari cara bepikir dan jiwa saya terbentuk lewat kuliah itu dan dalam
kuliah-kuliah lainnya saya mempelajarinya bersama guru ilahi itu selama 12
tahun dan saya senantiasa merasa berhutang kepadanya." Syahid Muthahhari
mempelajari filsafat kepada filsuf besar Allamah Thabathabai. Di bidang lain,
Syahid Muthahhari juga belajar kepada guru-guru besar lainnya seperti Haji
Mirza Ali Agha Shirazi, Ayatullah Mohaghegh Damad dan Ayatullah Hojjat Tabrizi.
Syahid Muthahhari memiliki
peran penting dalam memerangi pemikiran menyimpang. Sebelum mewakafkan dirinya
untuk bidang tertentu seperti filsafat, teologi atau sejarah, Syahid Muthahhari
telah memikirkan tentang upaya menyempurnakan pemikiran umat Islam. Untuk itu
beliau memutuskan untuk mengambil sejumlah langkah demi meningkatkan pemikiran
dan akhlak pemuda muslim dan melawan serangan budaya serta
pertanyaan-pertanyaan akidah. Kecakapan Syahid Muthahhari dalam ilmu-ilmu
keislaman dan pengenalannya akan lingkungan akademis ditambah kecintaannya
memberikan kesempatan kepadanya untuk menulis hampir di semua cabang ilmu dan
budaya secara serius.
Karya-karya Syahid
Muthahhari berperan penting dalam perjuangan menghadapi segalah bentuk
pemikiran menyimpang. Berkali-kali Syahid Muthahhari mengajak kelompok-kelompok
menyimpang ini untuk membahas pelbagai masalah. Namun kebencian dan kedengkian
mereka kepada Syahid Muthahhari disertai ketidakmampuan pemikiran mereka
menghadapi beliau membuat mereka memutuskan untuk menerornya. Keinginan mereka
itu akhirnya terlaksana dan pada 12 Ordibehesht 1357 (2 Mei 1979) mereka
menggugursyahidkan Ayatullah Murtadha Muthahhari. Pemikir besar dan pejuang
Syahid Muthahhari setelah melewati usia penuh perjuangan dalam Islam akhirnya
syahid tangan kelompok-kelompok menyimpang ini.
Syahid Muthahhari menilai
kebebasan merupakan hal lazim dan vital bagi seluruh makhluk hidup. Karena
makhluk hidup tidak boleh menghadapi halangan untuk tumbuh dan meraih
kesempurnaannya. Sebuah tunas yang ingin tumbuh harus berada di lingkungan dan
kondisi yang kondusif, sehingga perlahan-lahan ia berubah menjadi sebuah pohon.
Dengan demikian, kebebasan dalam pandangan Syahid Muthahhari berarti tidak ada
penghalangan untuk tumbuh dan menyempurna.
Posisi Unik Manusia
Tapi manusia di antara
makhluk hidup memiliki kekhususan yang perlu dikaji secara terpisah. Manusia
memiliki akal, kehendak dan fitrah. Oleh karenanya, pertumbuhan dan
kesempurnaannya harus dicermati dari dua sudut; materi dan spiritual. Syahid
Muthahhari dengan memperhatikan dua ciri khas manusia tadi dan melihat dari sisi
lain manusia merupakan makhluk sosial yang memiliki fitrah, akal dan berpikir
membuatnya membagi kebebasan manusia menjadi kebebasan sosial dan kebebasan
spiritual.
Sekaitan dengan kebebasan
sosial Syahid Muthahhari menulis, "Kebebasan sosial yakni manusia tidak
dieksploitasi oleh orang lain. Orang lain tidak boleh menghalangi
pertumbuhannya dan tidak mempersiapkan sarana bagi kesempurnaannya dan tidak
menggunakan seluruh kemampuan pemikiran dan fisiknya untuk kepentingan mereka.
Satu dari tujuan diutusnya para nabi adalah memberikan kebebasan sosial kepada
manusia. Yakni, menyelamatkan manusia dari tawanan dan penghambaan kepada orang
lain."
Al-Quran dalam surat Ali
Imran ayat 64 menyinggung dua poin; pertama manusia saat menyembah hanya kepada
Allah Swt yang Maha Esa. Kedua, tidak ada manusia yang menilai orang lain
sebagai budaknya. Allah Swt dalam ayat ini berfirman, "Katakanlah, ?Hai
Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada
perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan
tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita
menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah.' Jika mereka
berpaling maka katakanlah kepada mereka, ?Saksikanlah, bahwa kami adalah
orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)."
Dengan memperhatikan
pengertian ayat 64 surat Ali Imran ini tentang tujuan pengutusan para nabi,
Syahid Muthahhari mengatakan, "Satu dari tujuan pengutusan para nabi
adalah menjamin kebebasan sosial dan memerangi segala bentuk perbudakan sosial.
Dunia saat ini menilai kebebasan sosial sebagai satu hal suci. Penyebab dari
seluruh perang dan pertumpahan darah serta keburukan yang ada di dunia ini
adalah manusia tidak menghormati kebebasan orang lain."
Manusia merupakan makhluk
hidup yang terdiri dari potensi dan naluri yang beragam. Dengan mencermati
kenyataan ini, Syahid Muthahhari tidak membatasi dirinya membahas kebebasan
sosial, tapi juga menyinggung kebebasan yang lain. Kebebasan yang memiliki
peran penting dalam menjamin kebebasan sosial manusia dan itu adalah kebebasan
spiritual atau maknawi. Ketika disepakati bahwa manusia memiliki akal, fitrah
dan hati nurani, Artinya, ada kekuatan batin yang mengajaknya melakukan
perbuatan baik. Adanya kecenderungan spiritual dalam diri manusia membuat
setiap orang berusaha melangkah di jalan pertumbuhan dan kesempurnaan spiritual
dan tidak mengikuti kecenderungan materi saja.
Menurut Syahid Muthahhari,
bebas dari rakus, ketamakan, syahwat, marah dan hawa nagsur dapat merealisasikan
kebebasan spiritual. Sekaitan dengan kebebasan spiritual ini, Syahid Muthahhari
mengatakan, "Manusia harus bebas dari sisi keberadaan dan ruhnya agar
orang lain dapat mencicipi kebebasan yang sama. Dengan demikian, orang-orang
yang bebas secara hakiki di dunia ini adalah mereka yang pada awalnya telah
membebaskan dirinya dari tawanan hawa nafsu. Seperti Imam Ali as dan atau
orang-orang yang telah dididik dalam sekolah Ali as. Hanya mereka ini yang
dapat memberikan kebebasan hakiki dan seperti Ali as yang senantiasa menghisab
dirinya."
Syahid Muthahhari menilai
kebebasan spiritual sangat penting dalam kehidupan manusia, bahkan menyebutnya
sebagai sarana bagi manusia untuk meraih kebebasan sosial. Dengan kata lain,
manusia yang telah mencapai kebebasan spiritual, manusia yang mendapat didikan
ajaran para nabi, pasti menghormati hak-hak sosial manusia lainnya. Mereka
tidak akan melakukan kezaliman, berbuat yang melampaui batas dan mengkhianati
orang lain.
Beliau mengatakan,
"Para nabi datang untuk melindungi kebebasan spiritual manusia. Yakni,
mereka tidak akan membiarkan sifat kemanusiaan manuaia, akal dan hati nuraninya
tertawan oleh syahwat, kemarahan dan kepentingan. Ini makna kebebasan
spiritual. Kapan saja kalian menyaksikan diri kalian berhasil menguasai
kemarahan, bukan sebaliknya, maka ketahuilah bahwa diri kalian telah bebas.
Setiap kali kalian menyaksikan ada harta haram di hadapan kalian dan diri
kalian begitu menginginkannya, tapi iman, hati nurani dan akal kalian
menilainya haram dan tidak menerimanya. Itu berarti kalian berhasil mengalahkan
keinginan hawa nafsur. Ketahuilah bahwa kalian dari sisi spiritual benar-benar
manusia yang bebas. (IRIB Indonesia)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar